You are currently viewing Kisah Arsitek Masjidil Haram : Membangun 2 Masjid Suci menolak bayaran

Kisah Arsitek Masjidil Haram : Membangun 2 Masjid Suci menolak bayaran

  • Post category:Blog

Kisah Arsitek Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Bagi setiap umat muslim, siapa yang tidak tahu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kedua Masjid tersebut berlokasi di dua wilayah arab saudi, yakni Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Kedua masjid tersebut merupakan dua masjid paling suci yang ada di dunia. Selain disucikan, barangsiapa yang menunaikan shalat di dua masjid suci umat muslimi akan mendapatkan pahala yang berlipat.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits :

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Artinya: “Shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 salat di masjid lainnya, kecuali di Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya,” (HR Ibnu Majah dan Ahmad)

Selain merupakan masjid paling suci, kedua masjid tersebut memiliki bangunan yang sangat indah dan megah. Bahkan dua masjid suci umat muslim tersebut termasuk dua masjid terbesar yang ada di dunia. 

Luas Masjidil Haram mencapai 356.800 meter yang bisa menampung 800 ribu sampai 2 juta jamaah. Sedangkan luas Masjid Nabawi mencapai 100 ribu meter persegi dan bisa menampung jamaah hingga satu juta orang jamaah sekaligus.

Tetapi Keluarga Arofahmina pernah terpikirkan tidak siapa sosok di balik kemegahan kedua Masjid terbesar itu. Terdapat seorang arsitek muda yang sangat berjasa atas pembangunan dua masjid suci umat muslim,

Dia adalah Muhammad Kamal Ismail, Arsitek yang memiliki andil besar atas pembangunan dua masjid suci umat muslim. Ia merupakan seorang insinyur asal Kota Mit Ghamr, Provinsi Dakahlia, Mesir. (sumber : portal islam)

Profil Arsitek Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Muhammad Kamal Ismail, lahir pada 13 September 1908. Kamal merupakan seorang arsitek keturunan profesor. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah membangun dua masjid tersuci umat muslim.

Arsitek asal mesir tersebut diberi mandat oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz untuk merencanakan dan melakukan renovasi ke dua masjid suci yang ada di tanah suci. Adapun renovasi tersebut adalah melakukan perluasan dua masjid suci tersebut.

Kisah Arsitek Kamal

Beliau hidup selama hampir genap 100 tahun lamanya, yakini 13 September 1908 – 2 Agustus 2008). Kamal menghabiskan hidupnya untuk membangun dua masjid suci, . Kehidupan Kamal sendiri jauh dari sorotan media massa dan popularitas pada masa itu.

Bahkan ia pun secara terang-terangan menolak bayaran sepeserpun atas pekerjaannya dalam membuat desain arsitekturnya. Ketika Raja Fahd dan Perusahan bin Laden menawarkan cek kosong untuk diisi sendiri oleh Kamal, ia pun menolak dengan sopan.

Lantas, ia mengembalikan cek kosong yang diberikan oleh Raja Fahd dan perusahaan bin Laden, sembari mengatakan “Kenapa saya harus menerima uang atas dua masjid suci ini, lalu bagaimana nasib saya saat berhadapan dengan Allah di Yaumul Hisab ?

Kisah Arsitek Masjidil Haram
Kisah Arsitek Masjidil Haram

Pembangunan Masjidil Haram

Saat proses merancang bangunan masjidil haram, kamal memberikan ide untuk menggunakan marmer khusus untuk lantai masjidil haram yang biasa digunakan untuk Thawaf. Kelebihan dari marmer ini memiliki anti panas, sehingga ketika cuaca panas lantai masjidil haram tidak akan panas.

Marmer tersebut hanya tersedia di gunung kecil di Yunani. Lantas Kamal pun melakukan perjalanan ke Yunani untuk memberi marmer tersebut dalam jumlah yang sangat banyak, yakni sekitar setengah gunung.

Saat kembali ke mekkah, ia kemudian segera melakukan pekerjaannya untuk menempatkan marmer tersebut di lantai masjidil haram hingga selesai.

Pembangunan Masjid Nabawi

Setelah 15 tahun berlalu, kerajaan Saudi menghubunginya kembali untuk meminta marmer yang sama dengan masjidil haram untuk digunakan di lantai Masjid Nabawi Madinah. Lantas, ia pun bergegas menuju Yunani untuk membeli marmer tersebut. Namun saat tiba di perusahaan marmer tersebut, Dia terkejut karena stok marmer sudah habis. Alhasil kamal pun bersedih dan hanya berharap kepada Allah.

Kemudian di hari berikutnya, sekretaris perusahaan marmer tersebut menghubungi kamal untuk memberi tahu, bahwa pembeli terakhir marmer tersebut adalah perusahaan asal arab. Lantas, kamal pun langsung bergegas untuk menuju perusahaan asal arab tersebut.

Sesampainya di perusahaan tersebut, betapa terkejutnya kamal bahwa marmer asal yunani tersebut belum digunakan sama sekali. Lantas kamal pun memberikan cek kosong untuk membeli marmer yunani tersebut.

Namun, setelah pemilik perusahaan tersebut mengetahui bahwa marmer tersebut akan digunakan untuk pembangunan masjid nabawi, pemilik perusahaan perusahaan itu menolak bayaran dengan sopan

Kesimpulan

Itulah kisah Arsitek Muhammad Kamal Ismail yang menolak bayaran sepeserpun atas pekerjaannya dalam membangun dua masjid suci umat muslim. Semoga kisah Arsitek Muhammad Kamal Ismail ini dapat menjadi inspirasi Keluarga Arofahmina.

Semoga Keluarga Arofahmina bisa segera berangkat ke tanah suci dan dapat melihat keindahan dan bisa berdoa di dua masjid paling suci tersebut.

Penutup

Semoga Keluarga Arofahmina bisa segera berangkat ke tanah suci dan dapat melihat keindahan dan bisa berdoa di dua masjid paling suci tersebut.

Untuk informasi lebih lanjut terkait umroh  bisa menghubungi arofahmina.co.id

Untuk komunikasi lebih lanjut bisa melalui kontak arofahmina.co.id

Leave a Reply